Tingkat keparahan cedera (severity rate) ditempat kerja alami penurunan, namun kenapa tingkat cedera serius atau fatal condong stabil? Apakah program mencegah kecelakaan kerja yang telah diaplikasikan kurang efisien? Bagaimana caranya tahu efektivitas program mencegah kecelakaan kerja di perusahaan? Apakah benar teori piramida kecelakaan Heinrich kurang efisien dalam usaha menghindar kecelakaan kerja?
Satu riset yang dikerjakan oleh Thomas R. Krause tunjukkan kalau, sepanjang dua dekade paling akhir, tingkat kematian dan cedera serius/fatal akibat kecelakaan kerja di Amerika Serikat condong stabil, sesaat di saat yang sama tingkat cedera enteng atau tingkat keparahan cedera malah alami penurunan. Apa ada yang salah dengan program mencegah kecelakaan kerja yang sudah diaplikasikan? untuk pembelian sepatu safety lokal bisa langsung menghubungi kami. Lihat data riset itu, Krause menyebutkan keraguannya akan validitas teori piramida kecelakaan kerja yang diusung oleh Heinrich. Krause memiliki pendapat kalau teori piramida kecelakaan Heinrich tak seutuhnya benar. Sebab, usaha mencegah kecelakaan yang dikerjakan dengan kurangi peristiwa near miss/nyaris celaka tak efisien untuk menyingkirkan cedera serius/fatal ditempat kerja. Hal semacam ini tampak dari data OGP di bawah ini : Data itu tunjukkan, masalah kematian atau cedera serius/fatal akibat kecelakaan kerja condong stabil, walau masalah cedera enteng atau non fatal telah alami penurunan. Hal semacam ini pasti tidak cocok dengan teori piramida kecelakaan Heinrich, yang mengatakan kalau makin rendah masalah kecelakaan kerja lain (near miss atau kecelakaan non fatal), maka makin rendah juga peluang masalah kematian atau cedera serius/fatal yang berlangsung. Krause memberikan, peluang ada penyebabnya tersembunyi ditempat kerja yang luput dari perhatian manajemen K3, di mana hal itu memberi peran lebih sedikit untuk cedera enteng, tetapi menyumbang presentasi lebih tinggi untuk kematian dan cedera fatal atau serius. Paradigma Lama : Mengerti Kembali Piramida Kecelakaan Kerja Heinrich Apakah itu piramida kecelakaan? Piramida kecelakaan yaitu segitiga yang melukiskan tingkatan jumlah kecelakaan yang punya potensi mengakibatkan kecelakaan yang lebih fatal atau serius. Beberapa profesional K3 pasti telah tak asing lagi dengan piramida kecelakaan Heinrich di bawah ini : Piramida kecelakaan diatas menerangkan mengenai rasio perbandingan peristiwa kecelakaan, yakni 300 : 29 : 1 yang bermakna 300 near miss bisa menyebabkan 29 peristiwa dengan cedera enteng, atau 1 peristiwa dengan cedera serius/fatal. Pada penelitiannya, Heinrich menerangkan kalau satu hal yang mengakibatkan near miss bisa pula mengakibatkan cedera serius atau fatal di saat yang akan datang. Jadi terjadinya near miss, peristiwa dengan cedera enteng, sampai peristiwa dengan cedera serius/fatal datang dari penyebabnya yang sama. Dari rasio itu bisa diambil kesimpulan kalau ada jalinan basic pada cedera serius/fatal, cedera enteng, dan near miss. Jadi, apabila angka peristiwa near miss rendah, maka angka peristiwa yang menyebabkan cedera enteng dan cedera serius/fatal atau kematian juga rendah bahkan juga dapat hilang. Menurut Heinrich, untuk memperoleh hasil paling baik dalam mencegah kecelakaan, manajemen K3 mesti fokus pada semuanya peristiwa dengan tak meremehkan near miss. Untuk kurangi atau bahkan juga menyingkirkan kecelakaan yang menyebabkan cedera enteng dan cedera serius/fatal, manajemen K3 mesti mengawalinya dengan menghimpit peristiwa near miss atau lakukan eliminasi beberapa masalah near miss ditempat kerja. Dengan lakukan investigasi pada near miss, Anda juga dapat tahu penyebabnya peristiwa tanpa ada mesti alami kerugian. Lain perihal, apabila Anda lakukan investigasi kecelakaan yang sudah menyebabkan cedera enteng, bermakna Anda lakukan investigasi pada peristiwa yang telah menyebabkan kerugian. Teori piramida kecelakaan Heinrich ini umumnya dipakai manajer K3 atau beberapa profesional K3 untuk menolong investigasi atau mengkaji akar penyebabnya beragam kecelakaan yang ada ditempat kerja. Paradigma Baru : PrekursorSebagai Kunci Pencegah Kecelakaan Kerja Menyikapi teori piramida kecelakaan Heinrich, pendiri Behavioral Science Technology (BST) dan penulis buku di bagian keselamatan dan kepemimpinan, Thomas R. Krause menyebutkan gagasannya dalam konferensi American Society of Safety Engineers (ASSE) kalau pemahaman tradisional mengenai jalinan pada near miss, cedera enteng dan cedera serius/fatal, yang diwujudkan dalam piramida kecelakaan Heinrich, mungkin tak berlaku lagi. Piramida kecelakaan itu menyebutkan kalau penurunan pada near miss atau cedera enteng akan menyebabkan penurunan dengan cara seimbang pada cedera serius/fatal atau kematian. Tetapi, dalam 10 th. paling akhir statistik cedera di Amerika Serikat tunjukkan kalau jumlah cedera enteng atau cedera non fatal terus-menerus alami penurunan sesaat jumlah cedera serius/fatal dan kematian condong stabil (tak beralih). Teori piramida kecelakaan Heinrich :
Jika persentase cedera enteng menyusut 20%, maka cedera serius/fatal akan menyusut 20%. Krause juga membuat satu paradigma baru tentang piramida kecelakaan kerja, diantaranya :
Paradigma baru dari Krause ini tunjukkan kalau kiat atau usaha yang tidak sama butuh dikerjakan untuk menghindar cedera serius atau fatal (SIFs) dan kiat maksimal untuk mengerjakannya yaitu dengan mengidentifikasi dan menangani prekursor yang ada ditempat kerja. Hal semacam ini bisa diraih dengan menganalisa paparan data pada laporan kecelakaan kerja, cedera, near miss, lakukan observasi, dan audit K3. Usaha mencegah dengan menganalisa semua data mesti dikerjakan sepanjang satu tahun lebih untuk temukan kekurangan system ditempat kerja Anda dan temukan insiden mana saja yang dapat punya potensi menyebabkan cedera serius/fatal atau tak. Dasarnya, Krauser menyimpulkan kalau tak semuanya cedera enteng akan menyebabkan cedera serius/fatal di masa datang dengan kita biarkan. Hanya kecelakaan dengan prekursor yg tidak dimitigasi dengan baiklah yang besar kemungkinan dapat menyebabkan cedera serius/fatal atau kematian. Dalam lakukan usaha mencegah kecelakaan kerja, begitu penting bagi Anda untuk memerhatikan dan meyakinkan prekursor telah dimitigasi dengan baik. Ada lima langkah yang diusulkan Krause dalam mengaplikasikan paradigma baru pada program mencegah kecelakaan ditempat kerja :
0 Comments
Leave a Reply. |